Lakoona menjuarai KMI EXPO 2020 Kategori Industri Kreatif

Seiring dengan revolusi industri 4.0 sangat penting bagi kaum millennial khususnya mahasiswa Indonesia dalam membangun karakter kewirausahaan sebagai salah satu solusi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dalam menumbuhkan jiwa serta kemampuan kewirausahaan mahasiswa Indonesia, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen DIKTI) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, khususnya Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) menyelenggarakan kegiatan tahunannya yakni Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia (KMI) EXPO pada tahun 2020.

Pada KMI EXPO, mahasiswa Indonesia diajak untuk mengasah kemampuan serta potensi kewirausahaannya melalui berbagai macam kegiatan seperti KMI Award, Pameran dan Bazaar, StartUp Summit, PWMI award, talkshow, workshop, dan kegiatan lainnya.

Pada kesempatan kali ini, Lakoona yang merupakan kelompok bisnis mahasiswa program studi Desain Produk Podomoro University yakni Lim Yue Wen, Irfan Setiawan dan Audrey berhasil meraih prestasi sebagai Juara KMI Awards Kategori Umum – Industri Kreatif. Lakoona diambil dari kata ‘lakuna’, yang berarti ruang kosong, atau bagian yang hilang.

Dalam mengikuti KMI Expo, tentu saja Lakoona tidak lepas dari dukungan serta bimbingan Dosen Pendamping serta teman-teman lainnya Ketiga mahasiswa ini membangun dan mengembangkan Lakoona sebagai bentuk ambisi untuk mengubah pola piker masyarakat khususnya di Indonesia untuk lebih memiliki rasa empati terhadap sesama terutama pada aspek sosial.

Lakoona berusaha untuk menyampaikan setiap pesannya melalui karakter-karakter hewan yang sudah didesain khusus yang melambangkan masalah-masalah sosial yang berbeda. Adapun karakternya dinamakan exotic animals, dengan alasan karakter exotic animals yang sering kali dipandang jelek serta dihindari oleh individu karena stereotype serta tampilan fisiknya. Dalam menentukan karakter exotic animals Lakoona telah melakukan survey terhadap 99 narasumber untuk menentukan binatang yang paling tidak disukai. Produk-produk Lakoona meliputi hoodie, sweater, kemeja, kaos, totebag, popsocket, serta sticker.

Part of : PUCEL, Product Design

Writer : Jessica
Editor : Marcomm

Share:

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on pinterest
Pinterest
Share on linkedin
LinkedIn
Table of Contents

Related Posts

Kado Istimewa Menjelang Dies Natalis ke-9, Universitas Agung Podomoro Berhasil Meraih Peringkat Akreditasi Institusi Baik Sekali

Jakarta, 29 Juni 2022- Pada tahun ini, Universitas Agung Podomoro atau biasa dikenal dengan Podomoro University, untuk pertama kalinya telah berhasil melaksanakan kegiatan asesmen lapangan Akreditasi Institusi oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dengan perolehan peringkat Akreditasi Institusi Baik Sekali, yang dilaksanakan selama 2 (dua) hari berturut-turut secara tatap muka dari tanggal 17 Juni

Mengenal Jenis-Jenis Desain Produk dan Tujuannya

Mengenal Jenis-Jenis Desain Produk dan Tujuannya

Jika membahas tentang desain produk, tentu bukan hal yang asing di telinga Anda. Mengingat desain produk sendiri akan jadi identitas dari sebuah produk itu sendiri. Tapi tahukah Anda tentang tujuan dari desain produk dan juga jenis-jenis desain produk itu sendiri! Jik a belum, maka ini akan jadi ulasan menarik untuk Anda baca. Apa itu desain

Tujuan Desain Produk dan Manfaat Pendidikan Desain Produk

Tujuan Desain Produk dan Manfaat Pendidikan Desain Produk

Desain produk merupakan rangkaian langkah-langkah dalam mempelajari serta merencanakan sebuah produk yang nantinya memiliki nilai guna, ergonomis dan estetis. Sama seperti aspek dasar dari desain-desain yang lain, desain produk memiliki fokus pada perpaduan nilai fungsional dan nilai estetik dalam menghasilkan sebuah produk. Sehingga bisa dikatakan bahwa tujuan desain produk adalah menghasilkan barang yang memiliki nilai

Belajar Desain Kemasan Produk Kreatif di Universitas Podomoro

Belajar Desain Kemasan Produk Kreatif di Universitas Podomoro

Pendidikan menjadi jalan terbaik untuk memiliki kompetensi di suatu bidang. Bahkan pekerjaan seni dan kreatif pun membutuhkan standar kompetensi bagi siapapun yang ingin bekerja secara formal di sebuah lembaga. Bahkan pekerja seni atau kreatif yang bekerja sendiri juga akan memiliki nilai lebih jika memiliki sertifikasi kompetensi karena pernah menamatkan pendidikan di bidang yang dijalani. Karena