Istilah entrepreneur atau wirausahawan sepertinya sudah sangat sering didengar dan dipahami definisinya. Akan tetapi ada pula istilah intrapreneur atau internal entrepreneur; lalu apakah intrapreneur ini? Apa bedanya dengan entrepreneur?

Mengenal Entrepreneur
Intrapreneur merupakan istilah yang biasanya disematkan pada sosok pengusaha atau seseorang dengan mentalitas pengusaha yang bekerja di dalam sebuah organisasi atau perusahaan. Sehingga bisa dikatakan bahwa seorang intrapreneur merupakan karyawan perusahaan yang memiliki kemampuan berpikir serta bertindak layaknya seorang pengusaha.
Karakter para intrapreneur ini adalah kreatif dan inovatif, mereka memiliki peran untuk bersikap proaktif terhadap kondisi dan situasi untuk kemudian secara aktif menghasilkan hal-hal baru yang tujuannya meningkatkan kinerja dan keuntungan dari perusahaan yang menggaji mereka.
Seorang intrapreneur bekerja seperti seorang entrepreneur karena sama-sama memiliki tanggung jawab akan penciptaan ide bisnis hingga melakukan komersialisasi atas ide atau inovasi tersebut. Perbedaannya ada pada tingkat tanggung jawab atas risiko yang harus siap dihadapi karena intrapreneur bekerja di dalam sebuah lembaga sehingga risiko yang mungkin terjadi akan menjadi tanggungan lembaga atau perusahaan.
Mengingat risiko akhir dari setiap ide bisnis berada di pihak perusahaan, maka bukan berarti seorang intrapreneur tidak menanggung risiko. Risiko yang harus siap ditanggung seorang intrapreneur adalah berkurangnya tingkat kepercayaan perusahaan dan kehilangan kesempatan promosi atau memimpin sebuah proyek inovasi baru.
Sedangkan jika seorang intrapreneur berhasil melakukan komersialisasi atas ide yang dihasilkannya maka kemungkinan besar ia akan mendapat tanggung jawab memimpin proyek komersialisasi ide miliknya tersebut. Peluang lain yang bisa saja didapat adalah memperoleh kesempatan memimpin unit atau bidang bisnis baru yang dikembangkan oleh perusahaan.
Baca juga: Wajib Tahu! Ini Perbedaan Pengusaha dan Entrepreneur!
Nilai Penting Intrapreneurship Bagi Perusahaan
Praktik intrapreneurship dalam sebuah perusahaan merupakan salah satu hal penting. Kepentingan perusahaan akan kehadiran para intrapreneur di dalam lembaga tersebut salah satunya adalah menghasilkan ide-ide baru dan inovasi yang nantinya bisa dikomersilkan dan dikapitalisasi.
Keberhasilan seorang intrapreneur melakukan komersialisasi ide dan rencana bisnis yang dibuatnya merupakan sumber pendapatan bagi perusahaan. Keberadaan seorang intrapreneur yang handal akan membuka banyak peluang baru bagi perusahaan untuk mendapatkan jalur atau sumber keuntungan.
Keberadaan seorang intrapreneur di dalam perusahaan bisa menimbulkan iklim kompetitif yang positif.
Akan muncul motivasi menghasilkan ide-ide baru dan inovasi yang nantinya bisa digunakan oleh perusahaan dalam melahirkan skema-skema bisnis baru.
Kehadiran ide dan inovasi baru yang terus muncul dalam lingkup perusahaan tersebut juga memungkinkan perusahaan untuk terus kompetitif ketika perusahaan pesaing memberikan tekanan atau respon atas inovasi yang sebelumnya sudah dilakukan.
Kreativitas para intrapreneur bisa membuat sebuah perusahaan bertahan menjadi pemimpin pasar karena dinamis dan terus mengembangkan ide-ide baru. Produk dan skema bisnis baru bisa terus muncul berkat kecerdasan dan kreativitas para intrapreneur yang ada di sebuah perusahaan.
Keberadaan para intrapreneur ini sangat memungkinkan perusahaan untuk berkembang dan melakukan diversifikasi untuk terus menumbuhkan keuntungan. Hal inilah yang membuat perusahaan pada dasarnya membutuhkan kehadiran pada intrapreneur karena alasan strategis yang berkaitan langsung dengan strategi dan perkembangan internal.
Intrapreneruship atau kewirausahaan internal merupakan kebutuhan perusahaan yang ingin berkembang dan menghasilkan proyek-proyek baru yang inovatif. Kewirausahaan internal memungkinkan perusahaan untuk tumbuh dengan dinamis dan terhindar dari menemui jalan buntu sehingga tidak lagi mampu berkembang.
Cara berpikir dan pola-pola intrapreneurship juga merupakan salah satu hal penting dalam dinamika karyawan perusahaan. Faktor pengalaman dalam bekerja dalam menghadapi masalah dan mencarikan solusi terkadang memunculkan ide-ide yang aplikatif. Gagasan-gagasan ini bisa menjadi sesuatu yang merubah cara kerja dan meningkatkan efisiensi.
Dinamika inilah yang membuat pola pikir intrapreneurship ini penting juga di kalangan karyawan. Kehadiran ide-ide baru yang merubah status quo bisa menjadi pembaharu yang memajukan dan semakin menguntungkan perusahaan. Hal inilah yang membuat semangat kewirausahaan yang muncul dalam lingkungan karyawan dan menjadikannya sebagai bagian dari rencana perusahaan menjadi penting.
Karyawan dengan karakter intrapreneur atau memiliki semangat kewirausahaan bisa menjadi aset penting bagi perusahaan. Memberi kesempatan bagi mereka untuk bereksperimen dan mencoba menciptakan inovasi bisa menjadi alasan untuk tetap mengikat mereka bekerja. Tidak adanya kesempatan mengekspresikan diri ini seringkali menjadi alasan bagi karyawan untuk pindah kerja ke tempat lain yang memberi kesempatan bagi mereka mengekspresikan diri dalam wujud ide-ide.
Keberadaan karyawan dengan karakter intrapreneur juga membuat lingkungan perusahaan menjadi lebih kompetitif dan dinamis. Hal ini bisa menjadi nilai positif dalam menyikapi dinamika yang terjadi di lingkungan luar perusahaan dalam wujud dinamika pasar dan perkembangan teknologi. Dinamika yang kompetitif di intern perusahaan ini bisa menjadi kunci sukses sebuah perusahaan sebagai lembaga komersial untuk berkembang dan bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain.
Mengenal Karakteristik Intrapreneur

Seseorang dengan karakter intrapreneur umumnya memiliki ciri-ciri yang spesifik. Seorang intrapreneur umumnya memiliki kemiripan atau kesamaan dengan para entrepreneur atau wirausahawan. Salah satu kesamaan tersebut adalah memiliki keinginan yang kuat untuk melakukan atau membuat terobosan- terobosan. Berikut ini karakteristik umum yang melekat pada sosok seorang intrapreneur :
- Berani mengambil risiko. Para intrapreneur memiliki keberanian untuk mengambil risiko sebagai bagian dari melakukan inovasi. Mentalitas ini sering kali diwujudkan menjadi keberanian untuk menanggung risiko kehilangan pekerjaan ketika memiliki inisiatif mengembangkan sesuatu yang baru.
- Inovatif. Sosok intrapreneur ini memiliki jiwa kreatif yang berani mencoba hal baru. Para intrapreneur ini memiliki sifat serupa dengan entrepreneur yang seringkali melihat masalah sebagai peluang jika berhasil memberikan solusi untuk mengatasinya.
- Memiliki komitmen. Salah satu sisi positif dari para intrapreneur ini adalah memiliki komitmen tinggi dan mencurahkan energi, waktu serta usaha untuk membuat ide mereka berhasil.
- Sifat kepemimpinan. Para intrapreneur ini umumnya memiliki kecerdasan emosional untuk menggerakkan sumber daya di sekitarnya untuk mewujudkan ide atau gagasan yang dimiliki. Sifat ini seringkali menjadi faktor kunci dari keberhasilan dalam mengorganisir dan memotivasi tim menuju keberhasilan.
- Kemampuan strategis. Intrapreneur umumnya memiliki kemampuan merealisasikan ide secara taktis dan komprehensif untuk mendeskripsikan kebutuhan serta merancang rencana kerja hingga melakukan organisasi sumber daya yang ada.
Karena begitu banyak alasan positif itulah ada banyak perusahaan yang mendorong karyawannya untuk memiliki sikap menjadi intrapreneur. Kebiasaan ini umumnya mampu menumbuhkan budaya inovasi dan kompetitif sehingga mampu membuat perusahaan menjadi lebih dinamis dan produktif.
Baca juga: Cara Menjadi Entrepreneur yang Kreatif dan Sukses
Bagaimana Cara Menjadi Intrapreneur?
Pada dasarnya semua orang bisa menjadi seorang intrapreneur. Beberapa orang memiliki bakat dan kecerdasan yang memungkinkan bekerja sebagai intrapreneur secara insting. Sedangkan mereka yang tidak memiliki bakat sebenarnya tetap bisa menjadi intrapreneur. Kemauan belajar dan sumber atau referensi untuk belajar menjadi hal utama untuk mencetak intrapreneur-intrapreneur baru.
Setiap karyawan di sebuah perusahaan yang memang sudah memiliki iklim intrapreneurship berpeluang menjalankan peran sebagai sosok intrapreneur yang inovatif. Salah satu faktor utama yang wajib diketahui adalah batasan-batasan dan aturan main dalam internal perusahaan tersebut.
Terdapat batasan-batasan kebijakan dalam perusahaan yang wajib dipahami dalam hal pengembangan ide dan inovasi. Hal ini penting diketahui agar tidak ada konflik kepentingan atau kesalahpahaman dalam rantai komando di sebuah perusahaan hanya karena muncul inovasi atau kreativitas yang berasal dari karyawan.
Belajar tentang intrapreneurship bisa dilakukan melalui cara formal dan non-formal. Cara formal yang bisa dilakukan adalah dengan mengikuti kelas atau kuliah tentang kewirausahaan yang nantinya bisa fokus pada praktik menjadi intrapreneur.
Universitas Podomoro memiliki jurusan kewirausahaan atau entrepreneurship yang bisa menambah pengetahuan dan referensi. Kuliah dengan keseimbangan antara materi teori dan praktik akan lebih mudah mengembangkan keterampilan kewirausahaan dan khususnya menjadi intrapreneur di dalam sebuah perusahaan.
Belajar secara formal akan memberi dua keuntungan dalam satu langkah yang dijalani. Keuntungan pertama dalam wujud ilmu pengetahuan dan keterampilan tentang kewirausahaan dan intrapreneurship. Sedangkan keuntungan kedua adalah memiliki bukti kompetensi atas ilmu dan ketrampilan yang dipelajari. Berbeda dengan belajar melalui jalur non-formal yang tidak bisa memberi bukti kompetensi atas apa yang sudah dipelajari.
Menjadi atau menjalankan peran sebagai intrapreneur merupakan langkah berani dan menantang untuk dilakukan dengan meminimalkan risiko-risiko yang harus ditanggung. Bekal ilmu, referensi dan keterampilan yang cukup bisa menjadi kunci sukses menjalankan peran tersebut di sebuah perusahaan.
Baca juga: Prinsip Entrepreneur untuk Meraih Sukses & Mempertahankannya