Perkembangan startup atau perusahaan rintisan di Indonesia terbilang signifikan dalam sepuluh tahun terakhir. Dilihat dari Katadata, jumlah startup di Tanah Air sudah melebihi 2.300 perusahaan dengan jumlah unicorn mencapai delapan perusahaan (Oktober 2021). Bahkan Startup Ranking menyebut Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah startup terbanyak di dunia, bersaing dengan Kanada, India, Inggris, sampai Amerika Serikat.
Lalu, apa yang membuat startup semakin diminati? Perusahaan rintisan menawarkan berbagai kemudahan dibandingkan perusahaan. Misalnya dari segi karyawan yang kebanyakan merekrut generasi muda. Kemudian, bidang yang dikembangkan juga umum dan dekat dengan kegiatan sehari-hari, antara lain pariwisata, finansial, e-commerce, hingga kesehatan.

Namun, ada satu faktor yang membuat startup berbeda dari perusahaan biasa: mereka memakai funding atau pendanaan (kadang disebut juga penggalangan dana) untuk mencari modal usaha. Seperti apa funding bekerja? Apa saja yang harus disiapkan sebuah startup untuk memperoleh sumber dana menjanjikan dan stabil?
Mengenal funding untuk startup
Secara garis besar, funding merupakan tahap penggalangan dana yang dilakukan perusahaan, dalam hal ini startup, untuk memperoleh suntikan modal usaha. Ada sejumlah cara yang startup lakukan untuk menarik perhatian investor atau pemberi dana, misalnya mempromosikan diri dan layanan yang diberikan. Jika investor tertarik, mereka akan mempelajari startup tersebut sebelum memutuskan untuk menyerahkan dana yang dibutuhkan.
Begitu investor setuju untuk menjadi pemberi dana, pihak startup akan merancang serangkaian pertemuan. Tujuannya adalah mencapai kesepakatan dan menjalin kerja sama antara kedua belah pihak. Kemudian, investor akan mengucurkan dana yang disebut sebagai venture capital kepada startup.
Namun, venture capital tak bisa Anda samakan dengan dana dari funding. Funding merujuk pada proses penggalangan dana, sementara venture capital adalah dana yang diserahkan investor pada startup dengan jumlah yang telah disepakati. Setiap startup menerima nominal venture berbeda dengan range yang nantinya dikelompokkan ke berbagai jenis.
Baca juga: Memahami Pengertian Investor dan Jenis-Jenisnya
Manfaat mengadakan funding bagi startup
Dalam praktiknya, melaksanakan funding membutuhkan perencanaan matang dan proses yang panjang. Khususnya buat startup yang memperkenalkan produk (barang atau jasa) yang belum umum di pasaran. Investor juga tak mau ambil risiko dan cenderung memilih perusahaan yang memiliki prospek jelas dalam jangka waktu panjang.
Meski begitu, startup yang mampu melakukan funding dan menerima pendanaan yang diperlukan akan menerima macam-macam manfaat seperti:
1. Mudah mengalokasikan gaji karyawan
Pendanaan yang diterima startup membantu mereka memenuhi kebutuhan operasional pada masa awal pengembangan perusahaan. Salah satunya adalah gaji untuk para karyawan. Keberadaan mereka sangat penting dalam menjalankan startup muda. Kalau upah yang disediakan tak sesuai skill dan kerja keras, karyawan Anda dijamin ‘kabur’ dan mencari perusahaan lain.
Makanya, begitu menerima kucuran dana, segera alokasikan sebagian di antaranya untuk gaji karyawan. Pastikan jumlahnya juga dapat memenuhi kebutuhan mereka setiap bulan. Jadi, para karyawan bakal termotivasi membantu startup untuk mencapai target.
2. Mengelola arus kas (cash flow) perusahaan
Startup yang baru dibangun biasanya belum terlalu lihai dalam menjaga arus kas atau cash flow perusahaan. Jika ditangani orang yang kurang berpengalaman, pemasukan dan pengeluaran dapat berantakan. Misalnya saat produk yang Anda pasarkan belum mencapai target, sementara pos-pos pengeluaran seperti gaji karyawan, tagihan listrik, dan lain-lain tetap harus dibayar.
Untuk itu, funding diambil sebagian besar startup sebagai antisipasi. Adanya pendanaan stabil di masa awal pengembangan startup setidaknya membantu Anda belajar mengelola arus kas sampai produk menghasilkan profit untuk memenuhi berbagai kebutuhan.
3. Menyewa tempat kerja yang memadai
Sewa tempat kerja adalah opsi alternatif startup baru yang belum mampu membeli properti sendiri. Kendati demikian, Anda tetap harus mengeluarkan biaya setiap bulan untuk membayar biaya sewa. Jumlahnya tak jarang fantastis, terutama kalau startup memilih tempat strategis seperti pusat kota atau kawasan bisnis.
Memegang dana dari funding jelas membantu Anda memecahkan masalah ini. Namun, startup juga sebaiknya bijak saat menentukan tempat kerja. Kalau jumlah karyawan masih sedikit, Anda bisa pilih co-working space atau rumah yang disewa bersama perusahaan kecil lainnya.
4. Menyediakan inventaris untuk kegiatan operasional
Mengelola inventaris adalah hal lain yang sebaiknya Anda perhatikan saat membangun sebuah startup. Pasalnya, ada beberapa kebutuhan yang perlu diperhitungkan. Antara lain permintaan pasar, peningkatan layanan pelanggan, dan lain sebagainya. Langkah ini akan membantu startup lebih siap saat menghadapi kendala-kendala tak terduga saat usaha sedang maju-majunya.
Dana yang Anda dapatkan dari funding pun dianggap membantu, sebab startup bisa segera memenuhi kebutuhan. Sebagai contoh, transportasi seperti mobil, truk, atau sepeda motor buat mengirimkan produk ke pelanggan.
5. Merawat peralatan dan perlengkapan kerja
Peralatan dan perlengkapan, dari yang printilan seperti alat tulis kerja hingga komputer, tentu membantu kegiatan operasional startup. Sayangnya, masih ada perusahaan yang melewatkan tahap perawatan atau pemeliharaan meski sudah beli peralatan mahal. Membiarkannya sampai rusak jelas akan menguras kas perusahaan, malah nominalnya lebih besar dibandingkan biaya perawatan.
Untuk itu, jangan sia-siakan dana funding dari para investor. Alokasikan sebagian di antaranya untuk pemeliharaan peralatan dan perlengkapan kerja secara berkala. Terutama kalau startup yang Anda kembangkan menggunakan perangkat elektronik dengan komponen mahal.
6. Persediaan untuk membuka cabang baru
Sejumlah investor biasanya menggelontorkan biaya lebih saat melihat startup Anda berkembang pesat. Manfaatkan dana tambahan tersebut buat mengoptimalkan strategi usaha yang sedang startup targetkan, misalnya membuka cabang di luar kota atau daerah. Biaya yang dikeluarkan pasti besar dan bisa mengganggu pendanaan utama kalau startup tak punya biaya tambahan.
Bagaimana kalau dana tersebut belum memenuhi target anggaran? Jangan paksakan diri, tetap kumpulkan biaya dari pos-pos pemasukan yang ada. Diskusikan rencana tersebut dengan investor bersangkutan, sebab siapa tahu mereka bersedia memberi bantuan lain.
7. Bisa dijadikan sebagai dana darurat
Funding bukan cuma membantu startup untuk menutupi kebutuhan operasional. Anda bisa memakai dana tersebut sebagai dana darurat untuk kemungkinan-kemungkinan tak terduga. Hal ini disebabkan startup rentan mengalami perubahan tren dan pasar yang kadang memaksa Anda buat mengubah strategi atau produk. Biaya yang dikeluarkan pastinya tak sedikit.
Tanpa dana darurat, startup akan jalan di tempat atau cepat tersaingi kompetitor yang sudah lama memperhatikan gerak-gerik perusahaan Anda. Jadi, siapkan pos buat dana ini sebagai antisipasi agar startup bertahan lebih lama dan stabil.
Tahap-tahap funding untuk startup
Funding dalam startup tak hanya membutuhkan promosi kepada investor. Anda harus mengikuti tahap-tahap pendanaan sesuai prosedur. Seperti yang disebutkan, investor tak bisa sembarangan menggelontorkan dana, sehingga setiap tahap sebaiknya Anda perhatikan baik-baik.
Berikut adalah tujuh tahap dalam funding yang wajib diikuti startup:
1. Bootstrapping
Dalam beberapa panduan, startup bisa langsung masuk ke tahap pre-seed atau seed capital. Namun, Anda yang punya dana sendiri bisa mengawali tahap funding dari bootstrapping. Pendanaan ini terbilang ideal, sebab Anda dan para karyawan yang bekerja akan merasakan langsung imbal hasil dari penjualan produk.
Hanya saja, bootstrapping akan membutuhkan waktu lama. Kalaupun ada, jumlah dana yang tersedia terbatas, sehingga Anda kemungkinan harus memangkas pengeluaran tertentu. Maka dari itu, diperlukan strategi kalau seandainya Anda akan mulai dari bootstrapping.
2. Seed capital atau pre-seed
Sesuai namanya, pre-seed atau seed capital adalah tahap funding yang diibaratkan seperti tahap menanam bibit. Dalam hal ini, investor jadi pihak penanam dan bibit yang mereka berikan adalah dana untuk pengembangan startup. Sementara Anda punya tanggung jawab untuk menumbuhkan bibit hingga menjadi pohon yang sehat.
Dalam tahap ini pula investor akan melihat prospek startup maupun produk. Sementara Anda bisa mulai menghitung modal awal, gaji karyawan, promosi, hingga pos pengeluaran darurat. Jadi, startup dan investor lebih mudah menentukan nominal untuk venture capital.
3. Funding Seri A
Funding Seri A dilaksanakan saat Anda selaku founder startup perlu memperluas network atau jaringan agar produk menjangkau pasar nasional maupun internasional. Untuk meyakinkan investor, Anda harus bisa berinovasi supaya barang atau jasa lebih unik sekaligus menjual. Peningkatan di bagian layanan dan fasilitas juga perlu ditunjukkan untuk memberi hasil maksimal.
Kira-kira, berapa kisaran biaya yang digelontorkan investor buat funding Seri A? Jumlahnya bisa berbeda sesuai kebutuhan, sekitar Rp10-33 miliar. Investor yang bersedia mengeluarkan dana pada nominal tersebut biasanya mencari startup yang mampu mewujudkan ide usaha menjanjikan.
4. Funding Seri B
Selanjutnya ada funding Seri B yang relatif sulit dicapai startup. Mengapa? Pasalnya hanya startup yang sudah berusia dua sampai tiga tahun yang berpeluang memperoleh pendanaan ini. Sementara Anda yang baru merintis atau memperkenalkan usaha punya peluang lebih kecil. Alasannya karena investor ingin memastikan pihak yang mereka ajak kerja sama sudah stabil secara finansial.
Jadi, kalau Anda ingin mendapatkan funding Seri B, pastikan startup sudah menerima imbal hasil yang seimbang. Adapun startup yang menerima jenis funding ini akan mendapatkan suntikan dana sebesar Rp22-80 miliar.
5. Funding Seri C
Startup yang berkesempatan dapat funding Seri C umumnya mampu menunjukkan performa matang dan baik. Salah satu cirinya adalah sanggup mengakuisisi dan mengekspansi usaha. Namun untuk memastikan prosesnya lancar, startup butuh dana yang fantastis, bahkan sampai ratusan juta dolar. Sumber funding-nya pun sudah berupa venture capital tingkat lanjut, private equity, dan hedge fund.
Untuk mencapai funding Seri C, startup bukan cuma harus mampu berinovasi dan bersaing dengan kompetitor. Anda sebagai founder juga sebaiknya jeli membaca trend dan perubahan pasar, sehingga dapat menjadi pionir untuk produk-produk terbaru.
6. Funding Seri D, E, F, G
Tak sedikit startup yang mampu melewati funding Seri D, E, F, dan G dan siap untuk IPO. Namun kalau belum yakin, Anda bisa memasuki funding ini buat mempersiapkan perusahaan. Selama ada di tahap ini, startup bisa mengumpulkan syarat yang harus mereka penuhi sebelum masuk ke IPO tanpa meninggalkan kegiatan operasional.
Seperti funding Seri C, jumlah venture capital pada seri ini sangat besar, yakni rata-rata USD 400 juta. Sumber pendanaan yang menyediakan biaya juga bukan pihak-pihak sembarangan. Jadi jangan sampai Anda menyia-nyiakan kesempatan ini, ya.
7. Initial Public Offering (IPO)
Sampailah kita di tahap Initial Public Offering atau IPO, yakni tahap saat startup memiliki kesempatan untuk menjual saham mereka ke publik untuk kali pertama. Pada tahap ini juga Anda dikatakan siap mengembangkan perusahaan dengan menjual bursa saham ke publik. Startup yang sudah bisa IPO pun biasanya berusia lima hingga sepuluh tahun.
Ada banyak keuntungan saat startup Anda sudah masuk ke tahap IPO. Di antaranya menaikkan nilai saham perusahaan, memberikan jaminan keberlangsungan usaha, mendorong insentif perpajakan, dan menjadi ajang untuk company branding.

Baca juga: Mengenal Angel Investor: Definisi, Sejarah, dan Kelebihannya
Jenis instrumen funding yang digunakan investor
Dengan jumlah venture capital yang besar, Anda pasti bertanya-tanya instrumen seperti apa yang digunakan investor untuk funding. Apa mereka memakai uang tunai selayaknya transaksi biasa atau ada metode lain yang dipilih untuk memudahkan transaksinya?
Jenis instrumen untuk funding ternyata berbeda dari pembiayaan modal biasa. Di Indonesia, ada dua instrumen populer yang dipilih, yakni utang (convertible note) dan ekuitas.
1. Convertible note
Convertible note atau convertible loan merupakan perjanjian pengembalian utang, baik memakai uang atau ekuitas sebagai konversi dana investasi. Beberapa di antaranya punya jangka waktu tertentu. Anda pun bisa memilih yang fleksibel dari segi tenggat waktu. Untuk Anda yang memiliki startup baru, convertible note terbilang menguntungkan, sebab utang akan dianggap saat Anda sudah menemukan titik terang valuasi untuk dikonversi jadi saham atau persentase ekuitas.
2. Ekuitas
Jenis instrumen yang satu ini jelas ditujukan buat startup yang sudah mapan secara finansial dan mempunyai kalkulasi valuasi yang gamblang. Investor lalu akan menyuntikkan dana, lalu saat diterima startup bakal dialokasikan menjadi persentase saham kepada investor tersebut. Perhitungan dalam ekuitas tak mempunyai rumus pasti, karena jumlah dan nominalnya bergantung pada kesepakatan Anda sebagai founder startup dan investor yang bersangkutan.
Tips mendapatkan investor untuk funding startup
Apa Anda yakin bakal merencanakan funding untuk membangun startup yang selama ini diimpikan? Supaya investor cepat melirik usaha Anda, simak tips untuk mengundang perhatiannya berikut ini!
1. Ajukan proposal kepada calon investor
Bisa dibilang proposal usaha adalah jembatan buat startup yang membutuhkan modal usaha kepada pihak yang meminjamkan dana seperti investor. Siapkan proposal yang menarik, tetapi juga lugas dan sesuai situasi startup yang sedang dikelola.
Hindari membuat proposal panjang atau bertele-tele, sebab akan menyulitkan calon investor untuk memahami poin-poin penting. Cantumkan hal-hal krusial seperti visi-misi startup, posisi cash flow, dan daftar rencana usaha yang hendak diwujudkan.
2. Yakinkan calon investor melalui presentasi
Sekuat apapun proposal yang sudah dibuat, kalau presentasinya kurang meyakinkan, calon investor pasti akan bimbang dengan masa depan startup Anda. Oleh karena itu, memantapkan diri sebelum memulai presentasi di depan klien-klien potensial, terutama kalau persaingannya ketat.
Buatlah slide-slide presentasi simpel yang tak terlalu memuat banyak tulisan. Tambahkan sedikit animasi agar penjelasan Anda tak terdengar membosankan. Beberapa poin yang sebaiknya Anda masukkan ke dalam presentasi adalah prospek startup, manajemen keuangan, dan tim kerjanya.
3. Jangan sembunyikan risiko usaha dari startup
Banyak founder pemula yang enggan memperlihatkan risiko startup karena cemas calon investor bakal menolak pengajuan funding. Namun, sebaiknya Anda jujur kepada mereka. Bagaimanapun, setiap usaha memiliki masing-masing risiko yang harus siap dihadapi kapan dan di mana pun.
Dengan memberitahukan risiko usaha, investor bisa saja membantu Anda dengan membagikan solusi untuk mengatasinya. Selain itu, mereka juga lebih menghargai pengusaha yang jujur dan sadar akan hambatan apa saja yang bisa mengganggu usaha mereka.
4. Ikuti kompetisi atau pameran untuk mendapatkan modal
Langkah lainnya yang akan membantu Anda menemukan investor untuk funding adalah mengikuti pameran atau kompetisi mendapatkan modal. Cek acara-acara yang bisa mempertemukan Anda dengan calon investor yang diincar.
Banyak investor yang terjun ke kompetisi atau pameran untuk bertemu langsung dengan founder startup. Manfaatkan kesempatan tersebut untuk mempromosikan konsep usaha sambil mengajak mereka untuk menanamkan modal di sana.
5. Buat strategi usaha yang tepat untuk startup
Pengusaha mana pun tentunya ingin usahanya berkembang pesat. Namun untuk mewujudkannya, Anda bukan hanya memerlukan funding. Strategi usaha yang tepat dan matang pun dibutuhkan, bahkan membantu Anda menggaet calon investor yang menjanjikan.
Mengapa strategi usaha harus disiapkan sejak awal? Kebanyakan calon investor akan menanyakan bagaimana founder mengelola dan mengoptimalkan startup yang dirintis. Strategi usaha juga yang akan mencerminkan prospek startup Anda.
6. Susun dan rapikan laporan neraca perusahaan
Apa calon investor yang Anda incar setuju untuk melakukan funding? Ingat, saat membuat keputusan tersebut, mereka juga sebenarnya mengharapkan profit dari kerja sama dengan Anda. Hal ini pula yang membuat calon investor memeriksa kondisi keuangan, termasuk laporan neraca keuangan.
Supaya keputusan investor tak berubah, Anda sebaiknya merapikan laporan neraca keuangan. Pastikan cash flow perusahaan lancar, lalu cantumkan utang, aktiva tetap, dan aktiva lancar secara terpisah sekaligus mendetail untuk menghindari kesalahan.
Siapkan diri bersama Podomoro University untuk jadi pengusaha andal
Buat pemula, mempelajari funding beserta setiap tahapannya di atas bisa bikin pusing. Apalagi kalau Anda tak mempersiapkan diri sejak jauh-jauh hari. Karena untuk menjadi pengusaha, termasuk founder startup, membutuhkan bekal dan pengalaman yang matang.
Hal ini dapat Anda siapkan sejak menentukan perguruan tinggi, sebab di sini ada berbagai kesempatan emas yang membantu dalam membangun startup hingga merencanakan funding. Podomoro University pun hadir sebagai lembaga pendidikan yang siap membantu para mahasiswa dan mahasiswinya mewujudkan cita-cita mereka.
Khusus untuk Anda yang ingin punya startup, Podomoro University menyediakan program sarjana Entrepreneurship. Kurikulum dan pengajaran yang diberikan pun merupakan hasil kolaborasi dengan Babson Global, Inc yang akan memupuk keterampilan sebagai pengusaha. Hasilnya, Anda akan mempunyai wawasan global tanpa meninggalkan esensi kearifan lokal.
Belum terlambat menyiapkan bekal sebagai pengusaha di Podomoro University. Anda bisa kunjungi podomorouniversity.ac.id untuk mengetahui lebih lengkap seputar profil lembaga, program-program pendidikan, hingga cara mendaftar sebagai mahasiswa di sana.