Sebagai wirausahawan yang baru terjun ke dunia bisnis, kadang kita suka merasa canggung dan takut tidak mencerminkan etika berbisnis yang baik kepada orang lain. Sebab hal tersebut bisa jadi penilaian pertama klien, partner bisnis, atau bahkan investor yang memengaruhi masa depan kerja sama.
Pada dasarnya, etika dalam berbisnis tidak jauh berbeda dengan etika ketika bersosialisasi dengan orang pada umumnya. Namun banyak entrepreneur muda yang kadang tidak sadar ada beberapa interaksi atau gesture yang dianggap biasa jika sedang berkumpul dengan teman, namun dianggap kurang sopan bila sedang dalam pertemuan formal.
Mengingat relasi dan membangun networking adalah hal yang sangat penting, mari kita pelajari bagaimana etika berbisnis yang benar agar tidak dipandang buruk ketika sedang dalam pertemuan.
Baca Juga: Pengetahuan Dasar tentang Kewirausahaan atau Entrepreneurship
Apa yang Dimaksud Etika Berbisnis?
Ada banyak arti etika berbisnis menurut para ahli. Namun intinya, etika bisnis adalah sebuah kemampuan atau perilaku yang bisa membuat orang lain tidak merasa terganggu dan membuat komunikasi menjadi lebih nyaman. Arti yang sama juga berlaku pada etika ketika bersosialisasi dengan teman, saudara, bahkan keluarga.
Di Indonesia, etika sering disangkutkan dengan sopan santun dan tata krama, yang mana tidak diajarkan secara formal baik oleh orang tua maupun guru. Sebab kebanyakan dari kita hanya belajar tentang sopan santun dari apa yang dilakukan atau diberitahukan oleh orang tua sehari-hari.
Hal tersebut membuat banyak gesture yang kita rasa biasa saja padahal dianggap tidak etis di mata orang lain. Contohnya seperti berjabat tangan sambil duduk atau bicara namun tidak menatap mata lawan bicara. Dikutip dari situs Business Culture, ada 2 dasar dalam etika bisnis yang baik, yaitu:
- Memperhatikan perasaan dan topik yang dianggap menarik untuk lawan bicara
- Meminimalisir kemungkinan kesalahpahaman antara Anda dengan lawan bicara

Mengapa Etika Bisnis Penting untuk Dipelajari?
Tidak jarang, etika bisnis yang menjadi faktor yang menentukan apakah investor atau klien ingin bekerja sama dengan Anda atau tidak. Sebab semua orang pastinya hanya ingin bekerja sama dengan orang nyaman untuk diajak bekerja sama, apalagi jangka panjang.
Itulah mengapa, mempelajari etika berbisnis yang baik sangat penting untuk entrepreneur di segala bidang. Semua universitas yang memiliki jurusan kewirausahaan seperti Podomoro University juga selalu mengajarkan etika bisnis yang baik. Sebab jika alumni mereka melakukan hal yang dianggap melanggar etika, bisa-bisa nama alumni mereka tercoreng karena tidak bisa mengajarkan etika dengan benar.
Etika yang baik juga menumbuhkan rasa mutual respect antara Anda dengan orang lain. Hal ini bukan hanya berlaku ketika berbicara pada investor atau klien yang Anda hormati saja, tapi juga dengan tim dan semua orang yang berhubungan dalam bisnis tersebut.
Sebab jika Anda ingin dihormati oleh orang lain, yang pertama kali wajib dilakukan adalah menghormati orang lain lebih dulu. Dalam situs GCF Global disebutkan bahwa etika yang baik di kantor secara tidak langsung akan memengaruhi produktivitas bisnis Anda.
Jika semua orang saling berperilaku dengan baik dan saling menghormati satu sama lain, suasana di kantor akan jadi lebih menyenangkan. Tim tidak akan merasa tertekan tiap kali harus datang ke kantor. Dalam kondisi pikiran seperti itu, tentunya tim dalam bisnis Anda bisa lebih produktif dalam bekerja.
Sebaliknya, tidak mencerminkan etika berbisnis yang baik bisa membuat rasa hormat orang lain menjadi hilang. Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, Anda bahkan bisa kesulitan masuk ke circle bisnis dan sulit memperluas relasi.
Apa Saja Yang Termasuk Etika Berbisnis?
Jika harus disebutkan satu per satu, sebenarnya ada ratusan etika dalam berbisnis yang harus kita ingat. Mulai dari hal yang paling sederhana seperti selalu tepat waktu, hingga yang terdengar aneh seperti mengatur posisi tempat duduk untuk setiap orang dari yang paling dihormati ketika sedang makan.
Oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini kita hanya akan membahas etika bisnis dasar yang paling sering digunakan tapi banyak dilupakan saja.
1. Menggunakan Kata “Tolong” dan “Terima Kasih”
Tolong, mohon, dan terima kasih adalah yang sudah kita tulis ribuan kali ketika menulis email. Tapi, tidak banyak orang yang mengatakannya ketika berbicara langsung dengan orang lain, khususnya di kalangan anak muda.
Kedua kata ini memang sekarang semakin dianggap kaku dan hanya digunakan untuk percakapan formal saja. Padahal, Anda harus membiasakan menggunakan kata “tolong” dan “terima kasih” dalam semua jenis percakapan agar tidak merasa aneh ketika mengucapkannya di pertemuan formal.
Cara paling mudah untuk melatih etika ini adalah dengan mengatakan “terima kasih” setiap kali dibantu oleh tukang parkir, mengatakan “tolong” ketika memesan makanan, atau ketika dibantu dalam hal apapun oleh orang lain.
2. Jangan Berjabat Tangan Sambil Duduk
Berjabat tangan ketika duduk dianggap sangat tidak sopan karena membuat Anda merasa high and mighty. Dalam beberapa negara, mengajak berjabat tangan dengan orang yang sedang duduk bahkan juga dianggap tidak sopan.
Sebab sejarah berjabat tangan yang digunakan dengan dalam pekerjaan atau pertemuan formal berbeda dengan salaman yang dilakukan ke orang tua, guru, atau saudara.
Jabat tangan yang dilakukan dalam pertemuan formal adalah bentuk sapaan formal dan bentuk persetujuan dalam sebuah bisnis. Berjabat tangan sambil duduk, sedangkan lawan bicara Anda berdiri, dinilai tidak sopan karena hal tersebut dianggap menunjukan derajat Anda lebih tinggi daripada orang yang berdiri.
Sebab jaman dulu, jabat tangan hanya dilakukan oleh orang yang kedudukan sosialnya setara. Contohnya, seorang Letnan tidak akan berjabat tangan dengan Jenderal, seorang raja tidak akan berjabat tangan dengan perdana menteri, dan lain sebagainya.

3. Menatap Mata Lawan Bicara untuk Sebagai Tanda Anda Mendengarkan
Etika berbisnis yang selanjutnya adalah selalu menatap mata lawan bicara untuk menghormati dan sebagai tanda bahwa Anda mendengarkan apa yang mereka bicarakan.
Belakangan ini, banyak sekali kasus dimana orang tidak bermain hp ketika sedang mengobrol dengan orang lain baik dalam percakapan formal maupun casual. Meskipun terkesan sepele, namun bentuk penghormatan seperti ini wajib diterapkan sehari-hari.
Jika memang harus memeriksa HP, minta izin atau minimal ucapkan kata maaf kepada lawan bicara dahulu.
Terdapat juga salah satu etika tidak tertulis yang baru diterapkan belakangan ini, yaitu jangan bertanya atau melanjutkan percakapan ketika lawan bicara sedang memegang HP.
4. Tepat Waktu
Terakhir dan yang paling penting adalah selalu tepat waktu dan berperilaku sesuai apa yang diucapkan. Contoh yang paling sering adalah jika Anda berjanji meeting di jam 2 siang, maka datanglah paling telat jam 2 siang. Datang jam 2 lewat 15 menit saja sudah dianggap terlambat dan tidak menghormati tamu.
Perilaku seperti ini akan menunjukan bahwa Anda adalah orang yang menghargai waktu dan ucapannya bisa dipegang.
Apakah Etika Berbisnis di Indonesia dan di Luar Negeri Berbeda?
Meskipun secara garis besar sama, namun setiap negara punya etika berbisnis yang beragam. Jadi akan ada beberapa etika yang dianggap sopan di Indonesia namun dianggap aneh dalam pertemuan internasional.
Salah satu contoh masalah etika berbisnis di luar negeri adalah di Jepang. Di Negeri Sakura tersebut, hidangan tidak boleh dimakan langsung dari tangan. Tetapi harus ditaruh di piring dahulu, kemudian baru dimakan. Termasuk juga untuk hidangan ringan seperti kue, cemilan, dan lain sebagainya.
Memberikan kartu nama di Jepang juga wajib dilakukan sebagai tanda perkenalan. Jadi jika Anda ada hubungan bisnis dengan entrepreneur dari Jepang, pastikan siapkan dan selalu bawa kartu nama yang banyak.
Contoh lainnya adalah etika bisnis di China, dimana oleh-oleh yang Anda bawa akan selalu ditolak hingga 3 kali sebelum akhirnya diterima. Jadi, jangan sakit hati bila Anda membawa cinderamata yang harganya mahal namun ditolak oleh pengusaha di sana.
Seperti yang disebutkan di awal tadi, etika berbisnis akan sangat penting ketika Anda sedang berada dalam meeting, gathering atau bahkan sekedar bertemu dan mengobrol secara casual dengan entrepreneur lain. Oleh karena itu, pastikan untuk mempelajari etika-etika di atas dengan benar agar membangun relasi bisnis jadi lebih mudah.
Baca Juga: Mengenal Sekolah Bisnis dan Keuntungan Belajar Disana